Tenun Troso Jepara, Warisan Nenek Moyang yang Membawa Kemakmuran
Kab. Jepara : Kabupaten Jepara memang terkenal dengan berbagai hasil kerajinan dari karya masyarakatnya. Kabupaten yang biasa juga disebut kota ukir ini ternyata memiliki hasil kerajinan yang terkenal lainnya selain ukiran dari kayu. Salah satunya adalah produk kerajinan tenun. Kabupaten Jepara mempunyai banyak sekali jenis tenun yang dikembangakan dan diproduksi oleh masyarakat. Dan tentu saja untuk kepentingan perkembangan ekonomi masyarakat di daerah Jepara. Salah satu tenun yang terkenal sampai ke berbagai wilayah dalam negeri maupun luar negeri adalah “Tenun Troso”.
Tenun Troso termasuk ke dalam genre tenun ikat. Tenun Troso dikembangkan dan dilestarikan mayoritas berada di daerah desa Troso. Warisan tenun ini dimulai sejak tahun 1935 yang lahir dari sebuah bentuk tenun yang bernama “Tenun Gendong”. Jenis tenun ini diwariskan turun temurun kepada generasi penerus dari daerah desa Troso. Tenun Troso dalam perkembangannya telah mengalami perubahan dalam proses pembuatannya. Tenun Troso pertama dikembangakan dengan nama “Tenun Pancal”. Tenun Pancal dikembangkan pada tahun 1943, dan pada tahun 1946, tenun pancal digantikan dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang sampai sekarang masih dipakai untuk membuat tenun Troso.
Produk yang dihasilkan dengan menggunakan ATBM ini dirasa paling bagus untuk memproduksi tenun Troso. Produk yang dihasilkan bervariasi dengan berbagai motif dan bentuk sesuai kreatifitas pengrajin. Ketrampilan untuk membuat tenun Troso terus dikembangkan seiring dengan waktu. Produk yang dihasilkan pun memiliki ciri khas Jepara dan motif tenun Troso. Hasil kerajinan ini telah dikenal diberbagai penjuru daerah, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Tidak sedikit juga para wisatawan asing yang membawa hasil kerajinan tenun Troso ini kembali ke negara asalnya. Memang, tenun Troso memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan bentuk kain modern. Kain tenun Troso memiliki motif yang bagus dan khas daerah asal, cocok dipakai untuk semua kalangan masyarakat, tahan lama, asli buatan alat tenun dan bukan mesin.
Proses pembuatan tenun Troso tergolong rumit. Dari benang sampai menjadi selembar kain, proses yang diperlukan setidaknya ada empat tahapan. Proses dimulai dari “menter” atau mewarnai benang sesuai dengan kebutuhan dan dikeringkan dengan cara dijemur. Berikutnya proses “spul” atau menggulung benang yang sudah diwarnai dan kering menjadi gulungan kecil-kecil. Proses ketiga benang “dicucuk” atau dipasang ke alat tenun bukan mesin/ alat tenun tradisional. Proses terakhir adalah proses penenunan dari benang yang sudah ditata ke dalam alat tenun bukan mesin tersebut sampai menjadi sebuha lembaran kain.
Untuk melihat produk dari kain Tenun Troso, silahkan klik disini.
sumber: tenunikattroso.com ; kreasijepara.blogdetik.com
Mantabs mbak, semoga semakin terkenal dan banyak pengunjungnya hutan wisata Sreni ini dan dapat meningkatkan potensi ekonomi masyarakat sekitar.